Integrasi Jagung dan Ternak
Sebagai pakan ,jagung dimanfaatkan sebagai sumber energi dengan istilah energi metabolis.Walaupun jagung mengandung protein sebesar 8.5%,tetapi pertimbangan penggunaanjagung sebagai pakan adalah untuk energi.Apabila energi yang terdapat pada jagung masih kurang,misalnya untuk pakan ayam broiler,biasanya ditambahkan minyak agar energi ransum sesuai dengan kebutuhan ternak.Kontribusi energi jagung adalah dari saripatinya yang mudah dicerna.
Jagung juga mengandung 3.5 % lemak,terutama terdapat dibagian lembaga biji.Kadar asam lemak linoleat dalam lemak jagung sangat tinggi,sehingga dapat memenuhi kebutuhan ayam ,terutama ayam petelur.
Jagung mempunyai kandungan Ca dan P yang relatif rendah dan sebagian besar P terikat dalam bentuk fitat yang tidak tersedia seluruhnya untuk ternak berbentuk tunggal.Jagung mengandung lisin dan metionin yang relatif rendah dibandung gandum atau dedak padi.
Salah satu kelebihan jagung untuk pakan unggas,terutama ayam petelur ,adalah kandungan xantofilnya yang tinggi (18 ppm) dan berguna untuk kuning telur ,kulit atau kaki berwarna lebih cerah.Hal ini tidak dijumpai pada biji – bijian lain,dedak padi,dan ubi kayu.Oleh karena itu,apabila jagung tidak digunakan untuk pakan ayam petelur tetapi menginginkan telur berwarna cerah,maka perlu ditambahkan sumber xantofil lain seperti tepung daun lamtoro,corn gluten meal atau sumber xantofil murni.
Jagung putih umumnya tidak mempunyai kandungan xantofil,sehingga kurang sesuai untuk bahan pakan.Di negara lain dimana jagung putih banyak digunakan sebagai bahan pangan maka nilainya lebih tinggi dibanding jagung kuning.Berdasarkan kandungan gizinya ,komposisi jagung putih hampir sama dengan jagung kuning,perbedaannya terletak pada kandungan xantofil.
Komposisi kimia jagung dapat bervariasi ,kandungan protein dan asam amino banyak dipengaruhi oleh genetik jagung dan kesuburan tanah,pemupukan,dan iklim.Perubahan kandungan protein jagung umumnya berhubungan dengan perubahan rasio antara kandungan protein dalam endosperm dan total protein dalam biji.Beberapa pabrik pakan melaporkan bahwa jagung lokal Indonesia mempunyai kandungan protein yang relatif lebih tinggi dibanding jagung impor,sehingga pada saat protein pakan mahal,penggunaan jagung lokal lebih menguntungkan.
Komposisi kimia jagung dipengaruhi pula oleh kematangan jagung saat dipanen.Jagung yang di panen sebelum tiba waktunya akan mempunyai derajat kamba (density) yang lebih rendah dan menghasilkan pati yang rendah pula,sehingga nilai energi metabolis untuk ternak menurun.Oleh karena itu,dianjurkan untuk memanen jagung pada saat sudah cukup umur.
Komposisi kimia jagung dan nilai gizi lainnya dipengaruhi oleh kadar air jagung.Jagung dengan kadar air tinggi mempunyai komposisi kimia yang lebih rendah dibanding jagung dengan kadar air rendah jika datanya di dasarkan atas bobot basah as is.Para peternak atau pembuat ransum seringkali menggunakan data as is dalam menghitung formula,padahal jagung basah sama dengan jagung kering yang ditambah air sehingga lebih encer.
Jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi ternak rumansia,baik sapi maupun kambing/domba.Dibeberapa negara,jagung digunakan untuk pakan sapi penggemukan.Untuk meningkatkan nilai gizinya,jagung dipanaskan dengan uap dan di tekan (roll).Tekhnik rolled kering juga dapat di aplikasikan tetapi hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan pemenyatan cara basah dengan uap.
Komentar
Posting Komentar